Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pada makalah ini, penulis akan membahas mengenai pengaruh
film porno terhadap perkembangan siswa kelas 11 IPS di SMA Kristen Kanaan. Penelitian
ini penting dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh yang terjadi
ketika siswa kelas 11 IPS SMA Kristen Kanaan menonton film porno, pengaruh
terhadap perkembangan belajar atau nilai akademik siswa kelas 11 IPS SMA Kristen
Kanaan.
Salah satu faktor seseorang bisa menonton film porno adalah
karna perkembangan teknologi. Sarana teknologi yang canggih, yang salah satu
fasilitasnya bisa menampilkan video yang benar-benar bermanfaat, akan tetapi
sarana ini juga bisa menjadi negative karna dipergunakan untuk melihat film
porno. Teknologi telah memudahkan film porno itu untuk diakses.
Dilansir dari Merdeka.com pada tahun 2012 temuan dari
Lembaga Hotline Pendidikan di Jawa Timur mendapati hampir 90% pelajar di
Surabaya mengkonsumsi film dan menyimpan gambar porno. Demikian juga dilansir
dari Republika.co.id ,Purwokerto, pada
tahun 2014 di SMP Negeri 5 Purwokerto mendapati sebanyak 93% siswa kelas 7
sudah pernah menonton film porno, ada sebanyak 256 siswa yang mengaku pernah
menonton film porno.
Maka dari itu penulis ingin mengkaji berapa banyak siswa SMA
Kristen Kanaan yang menonton film porno melalui proposal ini.
Penulis akan meneliti dengan menggunakan metode kuantitatif
untuk mengetahui presentase yang didapat setelah melakukan penelitian dengan
menyebarkan angket kepada siswa kelas 11 IPS SMA Kristen Kanaan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh film porno terhadap prestasi belajar
siswa kelas 11 IPS SMA Kristen Kanaan?
2. Bagaimana dampak film porno terhadap siswa kelas 11 IPS SMA Kristen Kanaan?
2. Bagaimana dampak film porno terhadap siswa kelas 11 IPS SMA Kristen Kanaan?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh film porno terhadap siswa kelas
11 IPS SMA Kristen Kanaan.
2. Untuk mengetahui dampak film porno terhadap siswa kelas
11 IPS SMA Kristen Kanaan.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Agar mengetahui dampak
film porno terhadap siswa
2. Agar mengetahui cara mengatasi dampak buruk film porno.
Kemudahan mengakses pornografi juga malah dirasakan oleh anak-anak, anak-anak ternyata tidak hanya mengaksesnya saja, tetapi lebih parah dari itu. Kisah dua anak laki-laki di Karawang yang dilansir oleh news.liputan6.com, mereka berdua masih duduk di bangku SD, ironinya adalah kakak beradik, mereka memperkosa anak perempuan kelas dua SD. Pelaku mengaku terobsesi adegan-adegan di film porno yang mereka tonton.
3. Menurut anda, apa pengaruh menonton film porno terhadap perkembangan belajar?
4. Pengaruh apakah yang anda rasakan dalam belajar setelah menonton dan tahu apa itu film atau video porno?
5. Apakah dengan menonton film atau video porno dapat menghambat dan menurunkan perkembangan belajar?
Bab 2
Kajian Pustaka
2.1 Remaja dan Teknologi
2.1.1 Remaja
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa
remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut
anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju
dewasa (sumber: Wikipedia)
Disampaikan dr. Miryam A. Sigarlaki, M.Psi, Generasi remaja
saat ini lebih bersifat menjunjung tinggi privasi, memiliki kemampuan
multi-tasking yang hebat, ketergantungan terhadap teknologi, juga susah diatur, tidak mau mendengar masukan
orang yang sifatnya menggurui, kurang bisa bersosialisasi dengan orang yang
lebih tua.
Menurut para ahli psikologi mengenai sifat dan karakteristik
anak remaja:
-Anak remaja cenderung memiliki emosi yang labil
-Anak remaja sangat mudah terpengaruh oleh hal-hal yang ada
di sekelilingnya. contohnya terpengaruh dalam pergaulan
-Anak remaja punya rasa keingintahuan yang tinggi, sehingga
mereka akan selalu mengeksplorasi apapun yang ada dekat mereka.
2.1.2 Teknologi
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan
barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia
(sumber: Wikipedia)
Pada saat ini juga teknologi semakin berkembang, kemajuan
teknologi saat ini sangat memudahkan seseorang untuk mengakses konten
pornografi, misal hanya memasukan kata kata berkaitan dengan pornografi di
pemutar film online akan muncul puluhan video.
Kemudahan mengakses pornografi juga malah dirasakan oleh anak-anak, anak-anak ternyata tidak hanya mengaksesnya saja, tetapi lebih parah dari itu. Kisah dua anak laki-laki di Karawang yang dilansir oleh news.liputan6.com, mereka berdua masih duduk di bangku SD, ironinya adalah kakak beradik, mereka memperkosa anak perempuan kelas dua SD. Pelaku mengaku terobsesi adegan-adegan di film porno yang mereka tonton.
Kemajuan teknologi jika tidak disikapi dengan bijak akan
sangat berbahaya. Tidak hanya masalah moral yang terancam rusak, tetapi masalah
psikis,dan kesehatan.
2.2 Masa Pubertas
Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan
fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Masa pubertas dalam kehidupan
kita biasanya dimulai saat berumur 8 hingga 10 tahun dan berakhir lebih kurang
di usia 15 hingga 16 tahun. Pada wanita pubertas ditandai dengan menstruasi
pertama (menarche), sedangkan pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah.
(sumber: Wikipedia)
Hormon menurut KBBI adalah zat yang dibentuk oleh bagian
tubuh tertentu (misalnya kelenjar gondok) dalam jumlah kecil dan dibawa ke
jaringan tubuh lainnya serta mempunyai pengaruh khas (merangsang dan menggiatkan
kerja alat-alat tubuh).
Hormon seksual pada pria dan wanita dibagi menjadi dua yaitu
estrogen (wanita) dan androgen (laki-laki). Kedua hormon tersebut dimiliki
wanita dan pria akan tetapi dalam jumlah yang sama sekali berbeda. Pada
kebanyakan pria per harinya memproduksi sekitar 6-8 mg hormon testosteron,
sedangkan pada perempuan, produksi hormon pria tidak melebih 0,5 mg per hari.
(sumber: medan061.com)
Hasrat atau nafsu pada perempuan dan laki-laki pun berbeda. Penelitian ilmiah mengatakan, hasrat seksual pria bukan saja
lebih kuat, tapi juga lebih to the point dibanding wanita. Bukan rahasia lagi,
bahwa wanita melibatkan emosinya untuk
memutuskan apakah ia mau berhubungan seks atau tidak dengan seorang pria.
Menurut Edward O.
Laumann, PhD., profesor bidang sosiologi
University of Chicago dan penulis buku The Social Organization of
Sexuality: Sexual Practices in the United States, hasrat seks wanita sangat
dipengaruhi oleh lingkungan dan konteks.
Pria banyak memikirkan seks (Penelitian oleh Roy Baumeister,
psikolog sosial Florida State
University, menemukan bahwa hasrat seksual pria bersifat spontan dan fantasi
seks mereka lebih bervariasi dibanding wanita), pria lebih aktif mencari
pelampiasan hasratnya dibanding wanita, gairah wanita sulit dibangkitkan.
2.3 Porno Merusak Saraf
Dilansir dari kaskus.co.id - Kecanduan pornografi belakangan
menjadi isu besar di Indonesia. Kecanduan ini sering terabaikan, padahal dampak
yang ditimbulkan kecanduan pornografi lebih besar ketimbang kecanduan narkoba.
Ahli Bedah Otakdari AS, Dr. Donald Hilton Jr, mengatakan
bahwa pornografi sesungguhnya merupakan penyakit, karena mengubah struktur dan
fungsi otak, atau dengan kata lain merusak otak.
"Banyak orang yang mengabaikan dampak pornografi,
padahal efek negatifnya lebih besar daripada narkoba dalam hal merusak otak.
Tak hanya itu, pecandu pornografi juga lebih sulit dideteksi ketimbang pacandu
narkoba," ujar Dr Mark B. Kastlemaan, pakar adiksi pornografi dari USA.
Menurut Dr Mark, pornografi dapat menyebabkan kerusakan pada
lima bagian otak, terutama pada Pre Frontal Corteks (bagian otak yang tepat
berada di belakang dahi). Sedangkan kecanduan narkoba menyebabkan kerusakan
pada tiga bagian otak. Kerusakan bagian otak ini akan membuat prestasi akademik
menurun, orang tidak bisa membuat perencanaan, mengendalikan hawa nafsu dan
emosi, mengambil keputusan dan berbagai peran eksekutif otak sebagai pengendali
impuls-impuls. Bagian inilah yang membedakan manusia dengan binatang.
Zat atau bahan kimia otak dopamin dan endorphin, dengan
pornografi otak akan mengalami hyper stimulating (rangsangan yang berlebihan),
sehingga otak akan bekerja dengan sangat ekstrem kemudian mengecil dan rusak.
Bab 3
Metode Penelitian
3.1 Jenis Penelitian
Pada penelitian ini penulis akan menggunakan metode kuantitatif.
Metode kuantitatif ini adalah dimana data yang di peroleh dapat berupa angka,
koding, tabel, perhitungan, presentase dan lain lain. Dan dari hasil dalam
bentuk angka yang ada akan dianalisis secara presentase.
3.2 Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh
siswa kelas 11 IPS SMA Kristen Kanaan, sedangkan yang menjadi sampel adalah 8
orang dari siswa kelas 11 IPS SMA Kristen Kanaan.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini pengambilan data akan dilakukan dengan
cara menyebarkan angket kepada 8 sampel. Angket terbagi menjadi 4, yaitu angket
terbuka, tertutup dan kombinasi. Dan dalam penelitian ini penulis akan
menggunakan angket kombinasi.
3.4 Desain Penelitian
Pertanyaan-pertanyaan angket :
1. Apakah anda pernah menonton film atau video porno?
2. Kenapa anda menonton film atau video porno?
3.4 Desain Penelitian
Pertanyaan-pertanyaan angket :
1. Apakah anda pernah menonton film atau video porno?
2. Kenapa anda menonton film atau video porno?
4. Pengaruh apakah yang anda rasakan dalam belajar setelah menonton dan tahu apa itu film atau video porno?
5. Apakah dengan menonton film atau video porno dapat menghambat dan menurunkan perkembangan belajar?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar